Jumat, 01 Mei 2020

Masyarakat Jatim Tak Perlu Khawatir: Meski Ada Corona, Stok Pangan Hingga Pasca Lebaran 2020 Masih Aman



RADARMETROPOLIS: Surabaya – Masyarakat Jawa Timur tampaknya tak perlu khawatir terjadi kelangkaan bahan pangan. Meski dalam situasi lumpuhnya berbagai bidang kehidupan akibat pandemi Covid 2019, stok pangan di Jatim, terutama komoditas beras, hingga Lebaran 2020 masih aman, bahkan pascanya.

Kepastian terkait ketersediaan pangan tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo, Kamis (30/4/2020).

Dijelaskan lebih lanjut oleh Hadi Sulistyo, bahwa proyeksi produksi padi atau gabah kering giling (GKG) Jatim pada semester I/2020 ini mencapai 5,1 juta ton dari luas panen 1,1 ha, dan produksi beras mencapai 3,3 juta ton.

Dari produksi tersebut tingkat konsumsi beras masyarakat Jatim hanya sekitar 2,1 juta ton. Dengan demikian Jatim masih tetap surplus 1,1 juta ton.

"Maret 2020 ini saja ada panen sekitar 896.206 ton gabah kering giling dengan produksi beras 582.534 ton, dan tingkat konsumsi hanya 365.344 ton," kata Hadi Sulistyo.

Bahkan, produksi padi di bulan April proyeksinya lebih tinggi dari bulan-bulan lainnya, yakni mencapai 2,4 juta ton GKG dengan produksi berasnya 1,5 juta ton.

"Produksi di bulan tersebut juga cukup aman untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran 2020," tandas Hadi Sulistyo.

Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, tampak adanya stabilitas harga beras di seluruh wilayah di Jatim, terutama beras jenis IR 64.



Harga beras IR 64 di Jatim rata-rata saat ini sekitar Rp9.876/kg. Harga tersebut terus stabil dalam beberapa bulan terakhir. Sedangkan rata-rata harga beras jenis Mentik saat ini Rp11.092. Harga tertinggi dari rata-rata hanya terjadi Kota Mojokerto dan Kabupaten Trenggalek, yang mencapai Rp12.500/kg.

Sementara untuk beras jenis Bengawan rata-rata harganya saat ini Rp11.418/kg. Harga tertinggi hanya terjadi di wilayah Bangkalan, yang mencapai Rp12.666/kg.

Stok pangan di Jatim yang minus hanya tanaman bawang putih dan kedelai. Karena ini termasuk tanaman sub tropis, sehingga usaha tani memerlukan cost yang besar dan di ketinggian tertentu. (sr)

0 comments:

Posting Komentar