Minggu, 21 Januari 2018

Apresiasi Tanwir I Aisyiyah, Zulkifli Prihatinkan 8 Partai Setuju RUU Miras


RADARMETROPOLIS: Surabaya - Tema 'Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, Pilar Kemakmuran Bangsa' yang diangkat dalam Tanwir I Aisyiyah dinilai Ketua MPR RI Zulkifli Hasan sebagai topik yang responsif terhadap keadaan yang berkembang saat ini. Ia lalu mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada delapan partai yang setuju RUU Miras. 

Terlebih dalam forum yang digelar oleh Organisasi Otonom Wanita Muhammadiyah itu, ramai melakukan pengkajian RUU Miras dan RUU LGBT.

Untuk itu Ketua MPR yang berasal dari partai PAN tersebut langsung menyampaikan apresiasi Tanwir Aisyiyah yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surabaya tersebut.

Menurut Zulkifli beberapa perubahan yang terjadi belakangan ini, sudah tidak sesuai dengan nilai-nilai zaman dahulu. Contohnya adalah pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) miras oleh DPR.

Pejabat yang juga politisi PAN tersebut berpandangan bahwa RUU Miras itu harus ditolak tegas. “Tapi, di negara ini sudah ada delapan partai yang setuju dengan RUU itu," ungkapnya tanpa merinci partai-partai yang setuju.

Bang Zul, sapaan akrab Ketua Umum PAN tersebut, selanjutnya mengatakan bahwa partainya sudah menolak RUU Miras. Ia pun menceritakan bahwa di negara maju seperti Amerika Serikat saja miras diatur ketat dan dibatasi. Tapi, di Indonesia malah ada RUU Miras.

Sehubungan dengan adanya RUU Miras tersebut, Zulkfili meminta teman-temannya di DPR, teman-teman partai politik, harus mengatur peredaran miras dengan ketat, karena sangat berbahaya.

Pembatasan miras diperlukan, karena menyangkut masa depan Indonesia, menyangkut juga ketahanan nasional, dan masa depan anak-anak Indonesia.

Zulkifli menambahkan, bahwa selain miras, DPR juga sedang ramai melakukan pembahasan mengenai lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Mereka minta diakui negara. "Dulu di kampung saya, orang seperti itu merupakan aib. Ini malah minta diakui," ujarnya.

Pembahasan LGBT di DPR, sebagai bagian dari pembahasan undang-undang tentang pornografi,. "Sudah ada lima partai yang tidak menolak. Sama dengan miras tadi. Saya pastikan Partai PAN, pasti menolak dengan tegas," katanya.

Dari yang disampaikannya tersebut, Zulkifli pun mengatakan bahwa saat ini seorang ibu adalah penentu arah masa depan hingga akhirat nanti. Apalagi saat ini pergeseran-pergeseran perilaku yang rentan terjadi, benar-benar memerlukan perannya.

"Yang pantas menjadi benteng, suri tauladan adalah para perempuan atau ibu. Merekalah yang akan menetukan arah masa depan. Ibu Aisyiah adalah penerang republik ini," tutur Zulkifli Hasan, saat mensosialisasikan empat pilar kebangsaan di hadapan ratusan peserta Tanwir Aisyiah di kampus Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Sabtu (20/1/2018).


Menurut Zulkfili, dengan kondisi yang terjadi pada saat ini maka tugas seorang ibu semakin berat. Aplagi Pancasila belakangan ini tidak diajarkan kembali. Untuk itu kepada ibu-ibu anggota Aisyiah, Zulkifli meminta untuk terus ikut menjelaskan kepada perempuan lain bahwa perilaku itu tidak baik, termasuk kepada keluarga terdekat. (sr)

0 comments:

Posting Komentar