Senin, 09 September 2019

Gubernur Khofifah: Ritual Petik Laut Pancer Harmoni Spiritual dan Budaya yang Baik



RADARMETROPOLILS: Banyuwangi    Khofifah Indar Parawansa menghadiri acara Petik Laut yang diadakan oleh masyarakat pesisir Banyuwangi di Dusun Pancer, Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran, Senin (9/9/2019). Menurut Gubernur Perempuan Pertama di Jatim ini ritual tersebut menunjukkan adanya harmoni yang baik antara kehidupan spiritual dan budaya.

Dalam acara tersebut Gubernur Jawa Timur tersebut didampingi oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

Ribuan warga dan wisatawan terlihat memenuhi areal Pantai Pancer, tempat berlangsungnya ritual.  Tradisi sedekah bumi yang rutin digelar tiap tahun tersebut adalah simbol wujud syukur warga atas rezeki yang berlimpah dan keselamatan.

Ritual Petik Laut Pancer tersebut dilakukan dengan melarung sesaji yang berupa perahu kecil berisi berbagai macam hasil bumi.  Perahu kecil ini dibawa  ke perahu besar dengan diiringi sholawat oleh warga. Puluhan perahu nelayan mengiringi proses pelepasan sesaji tersebut ke tengah laut.

“Setiap daerah pasti memiliki kekhasan lokalnya masing-masing, seperti yang ada di Pantai Pancer ini.  Ini adalah bagian budaya masyarakat yang akan selalu ada,”  kata Khofifah.

Khofifah memuji kerukunan yang terjalin diantara warga desa Pancer. Dimana tokoh agama dan masyarakat turut hadir memeriahkan tradisi yang sudah digelar secara turun-temurun itu.

“Nampak di wilayah Pancer ini kehidupan spiritual dan budaya menjalin harmoni yang baik. Bisa menjadi contoh bagi daerah yang lain,”puji Khofifah.

Hal yang sama juga diungkapkan Bupati Anas. Ia sangat mengapresiasi upaya warga yang telah bergotong-royong secara mandiri menyiapkan acara Petik Laut.

Ia pun meminta bahwa sebagai salah satu kearifan budaya local, tradisi Petik Laut Pancer terus dilestarikan oleh masyarakat. Menurutnya even tersebut telah menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan.

Ketua Panitia Petik Laut Pancer, Suwandi mengatakan rangkaian petik laut tersebut telah memasuki tahun ke-43 pelaksanaan. Tradisi ini setiap tahunnya mendapatkan perhatian yang besar dari warga.

“Ritual ini merupakan cara kami dalam mensyukuri rezeki yang telah kami dapatkan sekaligus mohon doa agar diberi keselamatan saat melaut,” ungkapnya.

Ritual petik laut ini dimulai sejak satu hari sebelum pelaksanaan. Warga menggelar bersih-bersih pantai yang dolanjutkan dengan doa bersama dengan menggelar istigotsah.

Puncak pelaksanaan adalah dengan melakukan Larung Sesaji yang ditempatkan pada sebuah miniatur perahu yang isinya beraneka hasil bumi warga. Sesaji tersebut lalu ditempatkan di perahu ikan nelayan, lalu bersama-sama dibawa ke tengahan ke untuk dilarung. (nis)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites