RADARMETROPOLIS: Jakarta - Sebanyak 31 juta warga yang telah
melakukan perekaman E-KTP tidak tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Ahmad
Riza Patria memandang hal itu mempengaruhi legitimasi Pemilu 2019. Untuk itu Ketua
DPP Partai Gerindra itu meminta Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Kementerian
Dalam Negeri merekam data kependudukan secara akurat.
"Ini kan bikin orang kaget, bikin orang marah, bikin
KPU kerja lagi menyisir ulang lagi dari bawah. Ini menunjukkan perekaman data
di Kemendagri tidak akurat," ujar, Sabtu (1/12/2028).
Ia pun mengatakan bahwa sejak awal koalisi pendukung
Prabowo-Sandi menemukan banyak persoalan terkait data pemilih.
Menurut Riza persoalan data pemilih harus menjadi perhatian
khusus. Sebab data tersebut menentukan legitimasi dari Pemilu 2019.
Riza meminta agar persoalan data pemilih menjadi atensi
khusus bagi semua pihak. Sebab, peserta pemilu 2019 akan sangat dirugikan bila
KPU abai soal data pemilih ganda ini.
"Soal data pemilih ini kan prinsip. Kalau demokrasinya
berlangsung damai, lancar, tertib, berkualitas, tapi kalau datanya gak bener,
kan jadi bermasalah. Jadi, datanya harus bener!"
kata Riza.
Ia menambahkan, data pemilih yang tak akurat rawan
disalahgunakan oleh pihak-pihak berkepentingan. Karenanya, koalisi
Prabowo-Sandi ingin memastikan seluruh masyarakat yang telah memiliki hak pilih
masuk ke dalam DPT.
"Koalisi kita ingin memastikan DPT akurat. Karena ini
rawan disalahgunakan. Kalau tidak dikelola dengan baik data ini bisa
dimanfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab," tegas Riza. (khr)
0 comments:
Posting Komentar