RADARMETROPOLIS: Jakarta - Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa
Kristen Indonesia meminta Presiden menyampaikan jaminan keselamatan kepada
masyarakat secara langsung. Permintaan ini diungkapkan Ketua Umum PP GMKI 2018-2020,
Korneles Galanjinjinay ketika berkunjung ke Kantor Wantimpres, pada hari Kamis,
6 Desember 2018 lalu.
Korneles saat itu bertemu dengan Ketua Wantimpres, Prof. Sri
Adiningsih. Pertemuan ini sendiri berlangsung satu jam.
Ketum PP GMKI 2018-2020 mengaku was-was. Untuk itu pihaknya
meminta penjagaan gereja oleh pihak keamanan lebih dijamin. Dengan masih
polemiknya kasus penutupan Gereja di Jambi, keamanan untuk beribadah masih
dianggap belum memberi solusi bagi kehidupan beragama di Indonesia.
Meskipun kepolisian sudah mengagendakan pengamanan pada saat
Natal 2018, namun menurut Korneles hal itu belum cukup. Sebab masyarakat sudah
mengalami trauma dengan kejadian yang menimpa pada tahun 2000 dan 2016, dan
perlu adanya jaminan langsung dari Presiden kepada masyarakat.
"Kami percaya pada tahun ini aman. Juga percaya tahun
ini tidak akan ada lagi kejadian yang menimpa umat yang sedang merayakan Natal.
Tapi kami minta dari Pemerintah juga, jangan sampai lengah seperti yang terjadi
pada tahun 2000 dan 2016 silam," kata Korneles.
Pengurus Pusat GMKI juga berharap ada pengamanan yang
berbeda dan lebih ketat dari tahun sebelumnya. Ketum GMKI berharap agar
Wantimpres segara memberi masukan kepada Presiden agar menginstruksian kepada kepolisian
untuk segera mengevaluasi keamanan Natal. Dengan begitu Presiden membuat
perasaan masyarakat yang hendak merayakan Natal menjadi tenang.
“Kita berharap Natal tahun ini berjalan aman dan lancar, dan
kami meminta kepada Ketua Wantimpres agar memberi masukan kepada Presiden
menginstruksian kepada kepolisian agar menjamin keamanan Natal, hal itu
setidaknya membuat masyarakat menjadi tenang,” ungkap Korneles bersama dengan
Pengurus Pusat GMKI lainnya dalam keterangan tertulis Kamis (13/12/2018).
Ketum PP GMKI juga menanggap bahwa model pengamanan yang
selama ini terlalu mencolok dirasakan jemaat dan membuat jemaat kurang nyaman.
Korneles mengatakan pengamanan yang terlalu menelan banyak
anggaran tetapi tidak ada evaluasi dari kejadian sebelumnya perlu dikaji
kembali.
“Tahun lalu dengan model pengamanan yang seperti itu menjadi
sorotan. Karena biayanya tinggi. Sebaiknya yang menjaga di perayaan Natal tidak
harus berpakaian dinas atau memegang senjata, karena itu membuat jemaat kurang
nyaman” ujar Korneles.
Ketua Umum PP GMKI mengatakan selama ini juga sudah meminta
kepada setiap cabang untuk mempersiapkan Natal di daerah dengan melibatkan kepolisian
dan masyarakat setempat. (khr)
0 comments:
Posting Komentar