Sabtu, 01 Desember 2018

Laskar Berkarya Jatim Tuntut Basarah Minta Maaf


RADARMETROPOLIS: Surabaya - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Laskar Berkarya Jatim menuntut kepada Ahmad Basarah untuk meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia dan mencabut ucapannya yang mengatakan bahwa Soeharto adalah 'Guru Korupsi' di Indonesia.

Jika juru bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin itu tidak segera melakukan permintaan tersebut, maka DPW Laskar Berkarya Jatim akan melaporkan Ahmad Basarah ke Polda Jatim.

Ketua DPW Laskar Berkarya Jatim, Deny Wahyudi, melalui rilisnya, Sabtu (1/12/2018) mengatakan, perkataan tersebut seharusnya tidak pantas diucapkan. Sebab, ia menganggap setiap mantan pemimpin negara mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.

"Dengan demikian kita sebagai anak bangsa wajib menjunjung tinggi harkat dan martabat mantan pemimpin negara. Dan tugas kita ke depan, sebagai anak bangsa, yaitu untuk berkarya dan terus berkarya demi kejayaan Indonesia yang lebih baik," tegas Deny.

Terkait ucapan Basarah yang menghubungkan pernyataannya dengan TAP MPR No. 11 tahun 1998, Denny menilai TAP tersebut tidak bisa dijadikan landasan hukum bahwa Soeharto adalah koruptor. Pasalnya, ketetapan MPR tersebut mengikat, jika sudah ada kejelasan kasus hukum mantan Presiden Soeharto. Dan, TAP MPR No. 11 tahun 1998 itu berlaku juga bagi mantan presiden yang lain.

"Soal Presiden Soeharto hingga saat ini sudah selesai, baik secara hukum maupun politik. Artinya, Presiden Soeharto tidak terbukti secara sah melakukan tindakan korupsi pada masa pemerintahannya," kata Deny.

Deny menilai, ucapan Ahmad Basarah justru adalah sebuah pernyataan bunuh diri bagi partai PDIP. Sebab, PDIP adalah partai yang nasionalis, namun tidak menghargai Soeharto sebagai mantan kepala negara.

Dirinya mengumpamakan, ketika Soekarno menjabat Presiden kala itu hingga disebut sebagai bapak bangsa. Presiden Soekarno juga mempunyai kekurangan, namun partai di luar PDIP menghargai dan menghormati Soekarno.

"Saya rasa pernyataan Basarah ini adalah bentuk ketakutan PDIP dalam menghadapi Pemilu Legislatif maupun Pilpres 2019," ujarnya. (ar)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites