RADARMETROPOLIS: Surabaya - Komisi Pemberantasan Korupsi mengadakan
diskusi publik pencegahan korupsi di sektor politik, Kamis (13/12/2018). Diskusi
yang dihadiri oleh perwakilan Bawaslu, KPUD, dosen, partai politik, dan
mahasiswa tersebut diselenggarakan KPK untuk memperingati Hari Anti Korupsi
sedunia yang jatuh pada tanggal 9 Desember. KPK menggandeng Universitas
Airlangga Surabaya dalam penyelenggaraan diskusi yang membahas permasalahan politik
biaya tinggi itu.
Diskusi publik yang dilakukan di Aula Amerta Universitas
Airlangga itu mengundang pembicara, antara lain Moch. Nurhasim SIP, MSi
(peneliti utama di Pusat Penelitian Politik -P2P- LIPI), Prof. Kacung Marijan (Fisip
Unair), Taufik Rachman, PhD, (FH Unair), Dr. Dwi Windyastuti (Fisip Unair), dan
dimoderatori oleh Iqbal Felisiano, SH, LLM.
Diskusi publik pencegahan korupsi di sector publik tersebut dilatarbelakangi
keadaan bahwa untuk bisa menduduki posisi jabatan tertentu, baik itu partai
politik/ walikota/ presiden atau calon pejabat lainnya harus mengeluarkan uang
yang tak sedikit. Mulai dari proses pendaftaran, kampanye, dan proses-proses
lainnya. Partai politik juga harus menjalankan kaderisasi, program kerja, dan
kegiatan parpol yang mengeluarkan banyak uang.
Seseorang yang mau nyalon tanpa politik uang saja sudah
keluar banyak uang. Sehingga, kebanyakan parpol di Indonesia memikirkan dua hal
berikut ini. Pertama, bagaimana mereka terpilih kembali. Kedua, bagaimana
mengembalikan modal yang telah dikeluarkan. Kedua hal itu menjadi salah satu
penyebab pejabat melakukan korupsi dalam menjalankan jabatannya.
Oleh sebab itu diperlukan manajemen dan sistem yang logis
untuk mencegah terjadinya tindakan korupsi yang banyak dilakukan oleh
pejabat-pejabat di Indonesia.
Giri Suprapdiono selaku direktur pendidikan dan pelayanan
masyarakat KPK memberikan sambutan. Ia mengatakan bahwa diperlukan apresiasi
kepada pejabat publik dengan memberikan gaji yang logis sehingga mereka dapat
menjaga integritas.
"Seperti di KPK misalnya. KPK tidak mau dijadikan
sebagai PNS. Gaji penyidik KPK minimal dua puluh juta. Sehingga kami terus
berupaya untuk menjaga integritas dan profesional. Selain itu diperlukan
manajemen yang logis terutama terkait masalah keuangan untuk mengelola parpol,"
papar Giri Suprapdiono.
Sementara itu Moch. Nurhasim mengatakan terdapat empat
persoalan integritas partai politik. Keempat persoalan itu adalah ketiadaan
standar etik partai, tantangan demokrasi internal, problematika pendanaan
parpol, dan problematika kaderisasi dan rekrutmen.
Saat ini KPK, LIPI, dan sejumlah partai politik menyepakati
adanya SIPP (Sistem Integritas Partai Politik). SIPP menjadi seperangkat
kebijakan yang dibangun oleh parpol dan disepakati secara kolektif sebagai
standar integritas yang harus dipatuhi oleh seluruh kader partai.
Dikatakan Nurhasim SIPP mengamanatkan pelaksanaan sistem
integritas yang dapat diinternalisasikan pada setiap partai politik. "SIPP
menjadi satu kesatuan kebijakan yang disepakati secara kolektif sebagai standar
integritas oleh seluruh kader parpol dalam pelaksanaan fungsi pokok parpol,"
terang Nurhasim.
Ada beberapa keuntungan pengaplikasian SIPP. Antara lain
menghasilkan calon pemimpin berintegritas, meminimalkan risiko korupsi politik
dan penyalahgunaan kekuasaan, dan menghasilkan tata-kelola keuangan yang
transparan dan akuntabel.
Diskusi publik tersebut ditutup dengan pembacaan
kesimpulan oleh moderator. Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini mengambil
tema politik. Diskusi publik ini dilaksanakan untuk memperingati Hari Anti
Korupsi sedunia yang jatuh pada tanggal 9 Desember. (ar)
0 comments:
Posting Komentar