Senin, 05 November 2018

Pakde Karwo: Seperlima Kekuatan Pangan Nasional Ada di Jatim



RADARMETROPOLIS: Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan bahwa Jatim masih menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Seperlima kekuatan ketahanan pangan nasional ada di Jawa Timur. Saat ini ketersediaan pangan berada dalam posisi surplus. Seperti misalnya beras, jagung, dan ubi kayu.

"Jatim masih menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Dimana dari 17 persen saat ini, naik menjadi 19,3 persen secara riil terhadap nasional. Jadi, seperlima kekuatan ketahanan pangan nasional ada di Jatim," kata Pakde Karwo saat Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-38 Provinsi Jatim Tahun 2018 di Jatim Expo Surabaya, Senin (5/11/2018).

Diungkapkan oleh Pakde Karwo, saat ini produksi padi di Jatim surplus 4,9 juta ton, jagung surplus 6,2 juta ton, ubi kayu surplus 2,9 juta ton, dan ubi jalar surplus 135 ribu ton. Untuk beras, konsumsi beras per kapita Jatim pada sensus 2016 lalu sebanyak 91,3 kg per kapita per tahun. Dengan jumlah penduduk sekitar 39 juta jiwa maka kebutuhan beras di Jatim sebanyak 3,6 juta ton beras setiap tahunnya.

Untuk beras, produksi Jatim tidak hanya surplus. Tapi juga mampu memenuhi kebutuhan di 15 provinsi lain. Yang minus hanya kedelai dan bawang putih.

Menurut Pakde Karwo saat ini ada dua permasalahan dalam ketahanan pangan di Jatim. Pertama, soal menyusutnya lahan pertanian. Rata-rata, penyusutan lahan tersebut mencapai 1.953 hektare per tahun. Lahan ini berubah menjadi perkantoran, perumahan, kawasan industry, dan pariwisata.

Untuk itu, Pakde Karwo meminta para ahli dari berbagai perguruan tinggi untuk melakukan riset dan pengembangan tentang peningkatan produksi dan produktivitas, seperti penemuan bibit unggul. Ia juga minta kepada bupati dan walikota untuk mengecek kembali peraturan daerah tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Saat ini baru 22 kabupaten yang telah membuat LP2B.

Selain itu Pemprov Jatim juga melakukan peningkatan nilai tambah hasil panen melalui program hulu hilir agro maritim. Program ini terus dilakukan karena memberikan nilai tambah pada gabungan kelompok tani (Gapoktan), bukan di perusahaan besar. Apalagi, sebagian besar UMKM Jatim berada di industri agro.

"Pilihan industri agro ini tepat, karena bahan bakunya ada di sekitar kita. Bukan impor, sehingga ekonomi Jatim stabil," ujarnya.

Permasalan kedua adalah ketersediaan air. Di mana dari 55 miliar meter kubik air setiap tahun, yang bisa ditampung hanya 19,3 miliar meter kubik dan sisanya terbuang ke laut. Sedangkan yang diperlukan Jatim sebanyak 22,2 miliar meter kubik, sehingga minus 2,9 miliar meter kubik.

Sehubungan dengan masalah tersebut Pakde Karwo meminta bupati/walikota serta kepala dinas di kabupaten/kota se-Jatim untuk melakukan efisiensi terhadap saluran air di pertanian.

"Termasuk warga yang tinggal di daerah sekitar Sungai Brantas. Bila mampu melakukan 10 persen efisiensi, maka kita bisa mengurangi kekurangan ini," katanya. Ia lalu menambahkan bahwasannya Pemprov Jatim terus mendorong penyelesaian waduk di beberapa daerah, seperti Ponorogo, Trenggalek, dan Bojonegoro.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim, Nina Soekarwo, menerima penghargaan Peduli Ketahanan Pangan (PKP) Tahun 2018. Penghargaan di bidang pemanfaatan lahan pekarangan untuk peningkatan ketersediaan pangan dan gizi keluarga itu diserahkan langsung oleh Gubernur Jatim, Soekarwo.

Penghargaan tersebut diterima Bude Karwo, karena sosoknya sangat inspiratif dan berperan aktif dalam mendorong para kader PKK Jatim untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan cara menanam tanaman-tanaman produktif. Selain itu Bude Karwo juga terus berperan aktif dalam meningkatkan peran serta masyarakat utamanya dalam menekan angka kurang gizi di Jatim.

Atas upaya tersebut Pakde Karwo mengapresiasi para kader PKK di seluruh Jatim yang telah berupaya melakukan diversifikasi pangan. Hal ini sangat baik untuk mengurangi tingkat ketergantungan terhadap konsumsi beras di Jatim.

Usai menerima penghargaan, Bude Karwo menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada seluruh kader PKK Jatim yang bekerja dengan hati dan tidak kenal lelah menggerakkan masyarakat sampai ke akar rumput untuk memanfaatkan lahan pekarangan untuk tanaman produktif.

Selain Bude Karwo, Penghargaan PKP Tahun 2018 juga diberikan kepada lima kepala daerah di Jatim. Yakni, penghargaan PKP di bidang distribusi hasil pertanian diterima Bupati Banyuwangi, bidang inovasi konsumsi pangan lokal diterima Bupati Lamongan, dan bidang kemanan pangan diterima Walikota Malang.

Lalu, bidang pemanfaatan lahan marginal atau lahan kritis diterima Bupati Ponorogo,  dan bidang peningkatan ketersediaan pangan diterima Bupati Ngawi.

Usai membuka acara, Pakde dan Bude Karwo meninjau berbagai stand pameran serta peserta lomba gelar kreasi cipta menu dan inovasi teknologi pangan olahan. (sr)

0 comments:

Posting Komentar