Senin, 19 Juni 2017

Jangan Ikuti Ulama “Palsu” yang Ingin Pecah Belah Bangsa

RADARMETROPOLIS: (Tarakan) Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan kepada seluruh prajurit TNI dan komponen bangsa agar tidak mengikuti ulama yang menginginkan agar bangsa Indonesia mengalami perpecahan.
Menurut Gatot, bila ada yang ingin memecah belah bangsa dengan berpakaian ulama sudah pasti itu bukan ulama.
“Kalau ada yang mencoba pecah belah bangsa dan mencaci-maki dengan berpakaian ulama, pasti bukan ulama. Oleh karenanya, jangan diikuti,” kata Panglima TNI saat berbuka puasa bersama dengan Muspida Kota Tarakan dan 1.000 anak yatim serta 4000 prajurit di Islamic Center Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu (18/06/2017).
Ia melanjutkan, meskipun orang itu merupakan kiai atau ulama, namun bila menginginkan adanya perpecahan di Indonesia berarti orang itu bukan orang Islam asal Indonesia atau orang Indonesia yang belajar Islam di luar negeri.
 “Jadi, kalau ada orang bersorban mengaku ulama atau kiai, tetapi berbicara soal memecah belah bangsa, bukan kiai dari Indonesia atau orang tersebut belajar Islam dari luar negeri,” katanya.
Umat Islam atau kiai asal Indonesia tidak menginginkan adanya perpecahan dalam bangsa ini, bahkan para ulama dan kiai bersama rakyat bersama-sama merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah.
Gatot lebih lanjut mengatakan bahwa yang memerdekan Indonesia bukan TNI. Yang berjuang untuk kemerdekaan adalah rakyat Indonesia, yang mayoritas muslim. Kalau ada yang menginginkan memecah belah bangsa, apalagi ingin merusak Pancasila berarti ulama palsu. Dalam hadits disebutkan, seorang mukmin tida boleh mencaci maki dan mengadu domba.
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI mengaku senang dengan perolehan hasil survei bahwa TNI mendapatkan kepercayaan tertinggi dari masyarakat Indonesia. “Bagi TNI ini bukan prestasi luar biasa, tetapi kewajiban prajurit. TNI harus selalu dekat dengan rakyat,” katanya.
Kedatangan Panglima TNI di Tarakan juga untuk menghadiri acara Launching Trilateral Maritime Patrol (TMP) antara Indonesia, Malaysia dan Filipina, di Lantamal XIII pada Senin (19/06/2017).

Ketiga Menhan, yakni Menhan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu; Menhan Malaysia, Datuk Seri Hismammudin Hussein; dan Menhan Filipina Delfin Lorenzana, dengan menyertakan para panglimanya juga menghadiri acara tersebut. (lsi)

0 comments:

Posting Komentar