RADARMETROPOLIS: (Jakarta) – Untuk mencegah terulangnya kejahatan
dengan modus order fiktif melalui aplikasi ojek online yang dapat menimbulkan
keresahan di masyarakat, Kapolres Jakarta Timur akhirnya membentuk tim untuk
melakukan penyelidikan. Senin besok tim berencana akan menemui manajemen Gojek.
Seperti telah diberitakan, peristiwa teror yang menimpa
Julianto yang dilakukan melalui pemesanan makanan dengan aplikasi ojek online
Go-Food menyedot perhatian masyarakat secara luas. Ini karena korban dikabarkan
mengalami kerugian sampai jutaan rupiah hingga akhirnya juga di-PHK dari
pekerjaannya.
Julianto adalah seorang pegawai bank swasta di Matraman,
Jakarta Timur. Pada Kamis (6/7) ia dikejutkan dengan banyaknya pengemudi gojek
yang mengantar makanan untuknya yang dipesan dari aplikasi ojek online.
Untuk satu pesanan, besar biaya yang ditagihkan kepadanya
mencapai ratusan ribu rupiah.
Julianto dikabarkan melayani pembayaran pesanan fiktif
tersebut karena merasa iba dengan pengemudi ojek online yang telah lebih dahulu
membayar makanan dengan uang pribadinya.
Sampai pada akhirnya, Julianto mulai merasa kewalahan
memenuhi biaya yang ditagihkan kepadanya secara terus menerus karena totalnya
telah mencapai jutaan rupiah.
Merasa menjadi korban penipuan, Julianto kemudian menulis
status berisi klarifikasi melalui akun Facebook-nya, Julianto Sudrajat, yang
diunggah pada Kamis (6/7/2017), dan menjadi viral.
"Saya Julianto Sudrajat (Jajat). Pada hari ini tanggal
6 Juli 2017 melalui status FB ini saya ingin mengklarifikasi masalah yang
terjadi sama saya. Akhir-akhir ini banyak sekali pemesanan GO-FOOD dialamatkan
ke saya. Saya sama sekali tidak pernah melakukan pemesanan Go-Food dan
merugikan Go-Jek," demikian klarifikasi Julianto.
Julianto menduga order fiktif tersebut dilakukan orang yang
tidak suka dengannya.
Dengan viralnya klarifikasi yang dibuat Julianto di facebook,
Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Andry Wibowo mengatakan, pihaknya telah
membentuk tim untuk menyelidiki kasus yang dialami Julianto.
"Ada tim gabungan Satreskrim (Polres Jakarta Timur) dan
unit Reskrim Polsek (Matraman)," ujar Andry, Minggu (9/7/2017).
Ia mengatakan lebih lanjut, kasus ini menjadi perhatian
khusus karena viral. Selain itu dimaksudkan juga untuk mencegah terjadinya
kejahatan dengan modus mengantar pesanan berdasarkan order fiktif.
"Jadi kan ini ramai di media sosial, kami pastikan ini
termasuk tindak kejahatan atau hanya orang iseng saja. Kalau tidak ditangani
akan jadi banyak masalah nanti," ucap Andry.
Andry menyatakan telah memerintahkan jajaran di bawahnya
untuk meminta keterangan Julianto.
"Kami rencananya juga mau bicara dengan manajemen
Go-Food, mungkin Senin kami bisa ketemu karena ini kan hari libur," ucap
Andry.
Ia berharap kasus ini segera terungkap sehingga tidak
menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. (rez)
0 comments:
Posting Komentar