Selasa, 12 September 2017

Jatim Aman Memasuki Musim Kemarau Panjang





RADARMETROPOLIS: Jakarta - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, menyatakan bahwa di Jawa Timur tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam menghadapi musim kemarau tahun ini yang diprediksikan bakal panjang. Karena pada tahun lalu hujan turun sepanjang tahun, hampir tidak ada musim kemarau. Hanya beberapa bulan terakhir ini hujan berkurang.

"Bulan november nanti hujan diperkirakan mulai turun. Oleh orang disebut onone sumber (adanya sumber air,red). Sedangkan Desember dimaknai gede-gedene sumber (besar-besarnya sumber,red)," kata Pakde Karwo di Istana Negara, Selasa (12/9/2017).

Dalam catatan Soekarwo, saat ini masih ada 422 desa yang mengalami kekeringan. Jumlah ini lebih kecil dibanding tahun lalu yang mencapai 541 desa.

Dari 422 desa yang rawan kekeringan di musim kemarau, 213 di antaranya sudah diatasi dengan jaringan pipa dan sumur air dalam. Sedangkan 133 desa harus dibantu dengan mobil tangki, karena letaknya di dataran tinggi.

Bencana kekeringan saat ini sedang melanda sejumlah daerah di tanah Aair. Oleh karena itu Presiden Joko Widodo meminta seluruh jajarannya untuk segera turun ke lapangan dan mencari solusi guna mengatasi bencana tersebut.

"Saya minta seluruh menteri dan lembaga terkait serta para gubernur untuk betul-betul melihat kondisi yang ada di lapangan dan segera melakukan langkah-langkah penanggulangan bencana kekeringan ini," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Selasa sore.

Salah satu solusi yang disebutkan Jokowi adalah terkait bantuan air bersih bagi masyarakat yang terkena dampak kekeringan. Mengingat dalam dua tahun terakhir pemerintah telah membangun sejumlah embung, waduk hingga bendungan guna mengantisipasi bencana tersebut.

"Saya juga minta dicek untuk supply air untuk irigasi pertanian sangat dibutuhkan terutama untuk mengairi lahan-lahan pertanian di daerah-daerah yang terdampak," pesan Jokowi.

Selain air bersih, ketersediaan stok bahan pangan di sejumlah daerah juga harus dijaga guna menghindari kelangkaan yang mengakibatkan kenaikan harga.

Berdasarkan laporan yang diterima Presiden, BMKG menyatakan bahwa musim hujan di beberapa daerah diperkirakan baru terjadi akhir November atau akhir Oktober 2017 mendatang. Hal tersebut tentu saja menyebabkan kekeringan di sejumlah daerah di Tanah Air. (rez)


"Beberapa daerah sudah tidak mengalami hujan berturut-turut lebih dari 60 hari, lebih dari dua bulan, bahkan sebagian di Pulau Jawa saat ini sedang mengalami puncak musim kemarau," kata Presiden. (rez)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites