RADARMETROPOLIS: Banyuwangi - Menteri Pariwisata Arief Yahya,
Sabtu (9/9/2017) melakukan kunjungan ke Desa Kemiren, Kecamatan Glagah untuk
memberikan wawasan kepada warga setempat. Tepatnya untuk peningkatkan kapasitas
usaha masyarakat destinasi pariwisata.
Sebelum memberikan pemaparan terlihat ada hal menarik yang dilakukan
oleh Arif. Menteri asal Banyuwangi ini ternyata memiliki cara menarik untuk
mendekatkan diri dengan warga.
Di depan para peserta pelaku usaha homestay, Arif mengadakan
sebuah kuis. Hadiahnya adalah uang tunai yang dikeluarkan dari dompet
pribadinya.
Pertanyaan yang diajukan kepada warga sederhana. Yakni
seputar kegiatan pariwisata. Misalnya, sapta pesona yang digencarkan oleh
pemerintah melalui Kementrian Pariwisata. "Coba sebutkan 3 dari 7 sapta
pesona?" tanya Arif kepada warga yang didoninasi ibu-ibu.
Salah seorang ibu menjawab kuis tersebut dengan benar.
"Aman, tertib, bersih," jawabnya. Ia pun mendapat uang tunai Rp 100
ribu.
Kemudian Arif mengajukan pertanyaan kembali. “Sebutkan
kemandirian daerah yang pertama kali dapat dilihat itu apa? Kalau yang ini agak
susah, jadi saya tambah Rp 200 ribu," katanya.
Dari puluhan ibu-ibu, seorang menyeletuk, “Toilet.” Jawaban
ini ternyata benar.
"Nah, benar! Itu jawabnya. Jadi, saya pesan kebersihan
itu harus menjadi perhatian paling penting. Karena problem kita, itu. Kita
masih lemah disini. Tapi saya lihat, kemarin, kebersihan dari bandara sampai
kota, itu sudah bersih. Datang juga Dirut Angkasa Pura juga mengatakan bersih.
Jadi saya harapkan Kemiren ini juga demikian," tegasnya.
Arif juga berpesan kepada Bupati Anas yang turut hadir dalam
acara tersebut untuk mendorong pengembangan pariwisata di daerahnya. Salah
satunya mengenai pengembangan dan pengelolaan homestay.
"Kelemahan kita, disini homestay masih dikelola secara
sendiri, padahal persaingan sekarang tidak hanya di tingkat desa, kota,
nasional, internasional dan global. Sementara, di negara lain secara korporasi,"
katanya.
Di Desa Kemiren, hingga saat ini terdapat 55 homestay yang
tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. Perkembangan wisata desa ini cukup
pesat dengan mempertahankan adat suku asli, yakni Osing. (nis)
0 comments:
Posting Komentar